Senin, 16 November 2009

Teknik Wawancara

TEKNIK WAWANCARA
Oleh; Iskandar Norman

Apa Itu Wawancara
Adalah tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang sesuatu hal atau masalah. Wawancara sering kali diasosiasikan dengan pekerjaan kewartawanan untuk keperluan penulisan berita atau feature yang disiarkan dalam media massa. Tetapi wawancara juga dapat dilakukan oleh pihak lain untuk keperluan, misalnya, penelitian, atau penerimaan pegawai.

Wawancara merupakan istilah yang diciptakan dalam bahasa Indonesia untuk menggantikan kata asing Interview (dari bahasa Belanda atau Inggris), yang digunakan oleh pers Indonesia sampai akhir tahun 1950-an. Orang yang mewancarai disebut Pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai disebut pemberi wawancara (interviewee) atau disebut juga responden.

Dalam dunia jurnalistik, seorang wartawan harus melakukan persiapan yang cukup sebelum mewawancarai seseorang. Selain itu juga harus memahami betul masalah yang akan ditanyakan. Wartawan harus pula pandai menjaga supaya tidak kehilangan arah dalam wawancara itu agar mendapatkan keterangan yang diinginkannya. Karena itu, ada kalanya wartawan perlu mengetahui latar belakang atau sifat orang yang akan diwawancarai agar mudah menyesuaikan diri dengannya ketika berhadapan muka.

Berbeda dengan mengobrol, wawancara bertujuan pasti, yakni menggali permasalahan yang ingin diketahui untuk disampaikan kepada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbeda pula dengan penyidik perkara atau interogator, wartawan tidak memaksa tetapi membujuk orang agar bersedia memberikan keterangan yang diperlukannya.

Sifat-sifat Wawancara
Di Lingkungan Pers Internasional, dikenal wawancara yang sifatnya berbeda-beda, yaitu.
(1)On the record : Nama dan jabatan pemberi wawancara dapat digunakan sebagai sumber dan keterangannya boleh dikutip langsung.
(2)Background : Boleh menggunakan kutipan langsung atau menyiarkan keterangan apa pun yang diberikan, tetapi tanpa menyebutkan nama atau jabatan pemberi wawancara sebagai sumbernya. Biasanya digunakan istilah “Sumber Terpercaya di departemen/ badan...” atau” sumber yang berwenang...” menurut persyaratan yang ditentukan oleh pemberi wawancara.
(3)Deep Background : Tidak boleh menggunakan kutipan langsung atau menyebut nama jabatan atau instansi sumber berita. Yang digunakan adalah istilah “Menurut Keterangan” atau : diperoleh kabar bahwa...”
(4)Off the record : Keterangan yang diberikan bukan untuk disiarkan. Wawancara semacam ini berguna bagi wartawan untuk memahami permasalahan.

Yang Perlu Dilakukan Sebelum Wawancara
1.Kenali topik wawancara yang akan dilakukan.
2.Baca berkas masalah pokok tentang wawancara
3.Buka kliping soal hal-hal yang berkaitan dengan topic wawancara
4.Tetapkan apa yang ingin Anda ketahui melalui wawancara

Menyusun Kerangka Wawancara
Kerangka (outline) merupakan penjabaran topik. Topik diuraikan menjadi sejumlah sudut tekanang/sudut pandang (angle). Setiap angle dikembangkan menjadi pertanyaan. Kerangka juga berfungsi untuk menciptakan angle apa yang patut masuk dalam wawancara, kemudian mengembagkan pertanyaan dalam cakupan angle tersebut. Hal ini penting dilakukan, karena akan membantu Anda dalam menyusun wawancara secara teratur, tidak keluar dari topik. Selain itu juga akan memudahkan Anda berpikir secara jelas dan fokus terhadap topik wawancara.

Pedoman Wawancara
1.Kuasai latar belakang masalah pokok (kenali topik)
2.Tetapkan apa yang ingin Anda ketahui (susun daftar pertanyaan)
3.Kenali nara sumber Anda, sehingga saat wawancara tidak canggung.
4.Jadilah pendengar yang baik saat wawancara.
5.Jangan pernah berdebat dengan nara sumber.
6.Catat hal-hal yang penting, agar memudahkan Anda dalam mentranskrip hasil wawancara.
7.Saat wawancara, pakailah acuan dalam pertanyaan. Nara sumber akan menghargai Anda bila Anda menguasai pokok masalah yang Anda tanyakan padanya.
8.Ajukan pertanyaan yang singkat, padat, langsung ke persoalan, tapi pertanyaan harus dapat dimengerti oelh nara sumber.
9.Ajukan pertanyaan yang meminta nara sumber untuk bepikir. Pertanyaan yang baik berawal dengan kata mengapa.
10.Bila nara sumber menjawan “ya” atau “tidak” tanyakan mengapa?
11.Ajukan pertanyaan yang konseptual, yang bertalian dengan gagasan sentral, runut, dan langsung ke inti persoalan.
12.Ajukan pertanyaan yang berorientasi ke masa depan.

Etika Wawancara
• Identifikasi diri dengan menyebutkan nama dan nama organisasi Anda untuk wawancara resmi.
• Jelaskan maksud dan topic wawancara pada nara sumber Anda.
• Bila membuat janji, datanglah tepat pada waktu yang dijanjikan.
• Off the record, hormati permintaan nara sumber, bila suatu keterangan diminta untuk tidak disiarkan.
• Attribusi sumber, hormati permintaan sumber bila nama dan kedudukannya tidak ingin disebut.

Namun yang paling penting dalam wawancara adalah, mengajukan pertanyaan yang tepat. Karena sebuah pertanyaan yang tepat akan menghasilkan jawaban yang memuaskan, bermakna, dan bernilai.***
www.acehforum.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar