Minggu, 08 November 2009

Berjuang Ditengah Keterbatasan

Saya membaca artikel di Koran Media Indonesia. Dari Koran tersebut saya tertarik untuk membaca salah satu artikel. Artikel tersebut berisi mengenai kehidupan mandiri seorang penyandang tunadaksa bernama Ibu Paini, beliau berumur 38 tahun, dan mempunyai dua orang anak. Artikel tersebut sangatlah bermanfaat untuk kita terapkan didalam kehidupan sehari-hari. Berikut isi artikel tersebut :
Paini ialah seorang penyandang cacat tubuh yang mendirikan Kelompok Usaha Bersama Penyandang Cacat (Kubapenca) dirumahnya yang terletak dikawasan Bekasi. Dengan dibantu tiga penyandang cacat lain, yakni Nining, Ida, dan Tarsih, Paini membangun usaha kecil-kecilan membuat kue kering. Ketiga asistennya itu diambil Paini dari sebuah panti asuhan untuk diberdayakan. Ia memang sengaja merangkul sesama penyandang cacat agar bisa saling membantu. Ia mulai mendirikan usaha Kubapenca pada 2004. Modal usaha ia peroleh dari pinjaman dan sisa pesangon dari perusahaan tempat Paini bekerja sebelumnya. Paini memasarkan kue-kuenya disejumlah warung, koperasi, dan bazar. Salah satu kue andalan Kubapenca adalah onde-onde. Kue tersebut sudah dimodifikasi sehingga tersaji dalam dua variasi rasa, yakni cokelat dan keju. Kendala Paini dalam menjalankan usahanya adalah soal modal dan peralatan yang minim. Namun, semua itu tidak mengundurkan semangatnya. “Meskipun banyak orang yang masih memandang kami dengan sebelah mata, lewat usaha ini, saya ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa cacat itu punya potensi,”ujarnya.(AF/M-6)
Dari isi artikel tersebut saya mengambil kesimpulan bahwa sebaiknya kita sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah SWT yang lebih sempurna menerapkan semangat dari kehidupan mandiri Ibu Paini ditengah keterbatasannya untuk tidak malu dan putus asa walaupun menyandang tunadaksa dan membuktikan kepada semua orang bahwa cacat itu mempunyai potensi yang sama seperti manusia lainnya. Selain itu harus banyak bersyukur kepada Yang Maha Kuasa dengan apa yang telah kita miliki sekarang.

1 komentar: