Senin, 21 Februari 2011

Pengaruh Perdagangan Bebas di Tingkat Asia Terhadap Lulusan Ekonomi

Menurut saya, perdagangan bebas di Asia sangat berpengaruh besar terhadap lulusan ekonomi khususnya di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan perdagangan bebas yang semakin marak di Indonesia. Produk yang berasal dari luar negeri yang bebas masuk ke negara Indonesia dengan tidak ada batasannya sehingga semakin berkembang pesat di Indonesia. Pengaruh perdagangan bebas ada dari segi positif dan segi negatifnya. Segi positifnya dengan lulusan ekonomi yaitu dengan adanya perdagangan bebas menjadikan pengetahuan baru dari produk luar negeri terhadap lulusan ekonomi. Hal tersebut menjadikan lulusan ekonomi semakin mengetahui bagaimana produk-produk luar negeri dengan produksinya serta bagaimana pemasarannya hingga akhirnya bisa sampai ke Indonesia.

Segi negatif dari adanya perdagangan bebas di Indonesia yaitu, semakin berkembangnya produk luar negeri dengan kualitas yang bersaing membuat ketertarikan peminatnya yang berasal dari dalam negeri khususnya Indonesia. Ketertarikan tersebut membuat konsumen lebih banyak mengonsusmsi produk buatan luar negeri daripada buatan dalam negeri. Faktanya kualitas produk dalam negeri pun tidak kalah berkualitasnya dengan produk luar negeri yang semakin merajai pasaran di dalam negeri.

Hal demikian harus menjadi pengalaman khususnya untuk lulusan ekonomi bahwa kita harus mengambil dari segi positifnya saja untuk bekal pengetahuan yang mungkin dapat bermanfaat untuk masa depannya, tetapi sebagai warga negara Indonesia kita harus memakai dan mencintai produk buatan dalam negeri, dan tidak selalu mengonsumsi produk luar negeri yang tentunya menambah devisa negara tersebut. Selain itu, lulusan ekonomi harus mencoba membuat inovasi produk terbaru yang bisa menghasilkan produk serta mengekspornya ke negara lain untuk mengenalkan produk dalam negeri serta dapat menambah visa negara Indonesia kita.

Pengaruh Perdagangan Bebas di Tingkat Asia Terhadap Lulusan Ekonomi

Menurut saya, perdagangan bebas di Asia sangat berpengaruh besar terhadap lulusan ekonomi khususnya di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan perdagangan bebas yang semakin marak di Indonesia. Produk yang berasal dari luar negeri yang bebas masuk ke negara Indonesia dengan tidak ada batasannya sehingga semakin berkembang pesat di Indonesia. Pengaruh perdagangan bebas ada dari segi positif dan segi negatifnya. Segi positifnya dengan lulusan ekonomi yaitu dengan adanya perdagangan bebas menjadikan pengetahuan baru dari produk luar negeri terhadap lulusan ekonomi. Hal tersebut menjadikan lulusan ekonomi semakin mengetahui bagaimana produk-produk luar negeri dengan produksinya serta bagaimana pemasarannya hingga akhirnya bisa sampai ke Indonesia.

Segi negatif dari adanya perdagangan bebas di Indonesia yaitu, semakin berkembangnya produk luar negeri dengan kualitas yang bersaing membuat ketertarikan peminatnya yang berasal dari dalam negeri khususnya Indonesia. Ketertarikan tersebut membuat konsumen lebih banyak mengonsusmsi produk buatan luar negeri daripada buatan dalam negeri. Faktanya kualitas produk dalam negeri pun tidak kalah berkualitasnya dengan produk luar negeri yang semakin merajai pasaran di dalam negeri.

Hal demikian harus menjadi pengalaman khususnya untuk lulusan ekonomi bahwa kita harus mengambil dari segi positifnya saja untuk bekal pengetahuan yang mungkin dapat bermanfaat untuk masa depannya, tetapi sebagai warga negara Indonesia kita harus memakai dan mencintai produk buatan dalam negeri, dan tidak selalu mengonsumsi produk luar negeri yang tentunya menambah devisa negara tersebut. Selain itu, lulusan ekonomi harus mencoba membuat inovasi produk terbaru yang bisa menghasilkan produk serta mengekspornya ke negara lain untuk mengenalkan produk dalam negeri serta dapat menambah visa negara Indonesia kita.

Saya dan Suku Betawi

Saya bernama Indry Sulistya yang terlahir pada 21 Juli 1990. Saya anak pertama dari tiga bersaudara. Saya berasal dari keluarga sederhana yang aslinya dari suku Betawi dan Sunda. Banyak pandangan orang yang beranggapan bahwa suku Betawi itu bersifat pemalas dan tidak pekerja keras. Namun, saya sebagai orang yang berasal dari suku Betawi sangatlah tidak setuju. Saya merasa bahwa anggapan tersebut tidak adil apabila ditujukan pada semua orang yang berasal dari suku Betawi.

Bagi saya, sifat dan kebiasaan seseorang itu sangatlah berbeda-beda pada setiap individu tergantung dari pemikiran masing-masing individu. Apabila seorang individu mempunyai sifat pekerja keras, tidak mudah putus asa serta mempunyai niat yang baik untuk perubahan yang lebih baik dalam hidupnya maka seorang individu tersebut bisa menjadi sukses. Begitu juga sebaliknya apabila seorang individu mempunyai karakter pemalas maka seorang individu tersebut tidak dapat memperbaiki kehidupannya yang lebih baik dan kemungkinan juga tidak akan bisa sukses.

Menurut saya, semua suku adat itu sama dan yang membedakan itu tergantung dari sosok karakter pribadi individunya sendiri bukan dari pandangan positif atau negatif dari orang-orang mengenai suku adat orang tersebut. Jadi, karakter dari masing-masing suku atau adat istiadat itu tidak menjamin seseorang itu bisa dianggap pemalas atau tidaknya, dan sukses atau tidaknya. Janganlah memandang seseorang itu hanya sebelah mata dari suku adat ataupun sebagainya karena kesuksesan seseorang itu bisa diraih tergantung dari usaha sungguh-sungguh yang dilakukannya untuk memperbaiki kehidupannya yang lebih baik dan sukses.

Perbedaaan Karangan Ilmiah, Karangan Non Ilmiah, dan Karangan Tidak Ilmiah

Karangan ilmiah merupakan tulisan yang mengungkapkan hasil pemikiran, hasil pengamatan, dan hasil penelitian serta peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode dan secara sistematik tertentu. Selain itu, isi beserta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Contoh karangan ilmiah dapat berbentuk makalah, artikel, skripsi,tesis, disertasi dan sebagainya.

Karangan non ilmiah (fiksi) adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat subjektif, tidak didukung fakta umum dan biasanya mengungkapkan gaya bahasa yang popular atau bahasa yang biasa digunakan (tidak terlalu formal). Contoh karangan non ilmiah seperti anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, puisi, dan naskah drama.

Karangan tidak ilmiah adalah tulisan yang berisi informasi faktual yang diungkapkan dengan bahasa semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah sintesis-analitis dan disertai dengan opini penulis yang terkadang bersifat subjektif. Contoh karangan tidak ilmiah seperti penokohan pada alur cerita dalam drama atau film, dan sebagainya.